Friday, August 2, 2013



Saya rasa kalian semua cukup sering mendengar dari lost episode of spongebob bukan? Sebagai catatan saja video yang muncul di youtube kemungkinan sangat besar bukan merupakan video aslinya. Berikut saya posting mengenai episode tersebut, berdasarkan cerita aslinya, namun perlu saya ingatkan lagi disini bahwa konten yang ada disini mengandung unsur gore dan disturbing yang kuat… kebijakan kalian untuk membacanya sangat diperlukan :


Squidward’s suicide (spongebob lost episode)

Retold and translated by –jason-


Aku akan memulai ini semua dengan mengatakan jika kalian menginginkan sebuah jawaban di akhir cerita, bersiaplah untuk kecewa, sebab tidak ada hal semacam itu dalam postingan ini.
Aku saat itu sedang berada di studio nickelodeon sebagai pegawai magang pada tahun 2005, sebagai syarat untuk gelar dalam bidang animasi yang kugeluti. Tentu saja aku tidak mendapatkan bayaran, namun yang kudapatkan adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga tentunya. Untuk orang dewasa kurasa semua hal ini bukan sesuatu yang besar, tapi bagi kebanyakan anak anak semua ini seperti mimpi yang jadi kenyataan.

Karena aku bekerja langsung dengan para editor dan animator, aku harus melihat untuk mengecek setiap episode terbaru sebelum mereka ditayangkan. Aku mendapatkan kesempatan dan hak tersebut tanpa harus mengikuti berbagai prosedur yang rumit. Mereka hendak membuat sebuah film spongebob dan para staff entah kenapa kurasa kehabisan ide dan kreativitas sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk memulai sesi ini. Namun ternyata penundaan ini berlangsung lebih lama karena beberapa alasan. Ada sebuah masalah dengan penayangan pada seri 4 sehingga membuat semua orang harus mulai dari awal lagi.

Aku dan dua pegawai magang lainnya sedang berada di ruang editing bersama dengan pimpinan editor dan sound editor untuk melakukan pengecekan akhir. Kami menerima sebuah kopian yang seharusnya berjudul “fear of krabby patty” dan kami semua berkumpul bersama untuk menontonnya. Karena semua ini masih belum dalam tahap final, terkadang animator memang seringkali membuat judul judul aneh sekedar untuk mengerjai atau bercanda dengan kami, dengan menggunakan judul palsu dan bahkan seringkali terdengar agak cabul seperti “how sex doesn’t work” dalam judul asli “rock-a-bye-bivalve” ketika spongebob dan patrick mengadopsi seekor kerang laut. Tidak begitu lucu sebenarnya namun tidak dipungkiri cukup membuat geli juga. Maka ketika kami melihat judul “squidward’s suicide” kami menganggapnya sebagai guyonan sama yang seringkali mereka lakukan.

Salah satu pegawai magang tampak menahan tawa melihat judul ini. Musik khas spongebob dalam awal film muncul seperti biasa, riang dan lucu. Cerita dimulai dengan squidward yang sedang berlatih klarinet, memainkan nada nada sumbang seperti biasanya. Kami kemudian mendengar spongebob tertawa di luar dan squidward berhenti memainkan klarinetnya, dia berteriak pada mereka agar tidak ribut sebab dia akan menghadapi sebuah konser malam itu dan harus berlatih. Spongebob berkata bahwa dia menuruti perkataan squidward dan pergi kerumah sandy bersama patrick. Gelembung kemudian muncul sebagai tanda bergantinya scene film seperti yang biasa kita lihat dalam episode spongebob lainnya dan kemudian membawa kita pada konser squidward. Dan saat inilah semua hal aneh mulai terjadi.

Ketika film berjalan, beberapa frame dengan sendirinya berulang, namun tidak dengan suara (dalam titik ini suara bersinkronasi dengan animasi, jadi tentu saja hal ini sungguh tidak biasa) namun ketika dia berhenti bermain,suara juga ikut berhenti seperti bahwa tidak ada pengulangan atau loncatan yang terjadi. Terdengar suara gumaman dari keramaian sebelum para penonton yang menghadiri konser squidward mulai mengejeknya. Sungguh bukan merupakan kartun dalam spongebob melihat ejekan seperti ini, namun kalian dapat menyadari dengan jelas bahwa nada dalam suara ejekan tersebut sungguh sungguh terdengar amat jahat. Squidward kemudian nampak memenuhi frame dan tampak begitu ketakutan. Kemudian fokus beralih kepada para penonton dengan spongebob berada di tengah tengah mereka, dia terlihat ikut mengejek squidward dengan jahat pula. Sangat tidak seperti dia. Namun hal ini bukan merupakan hal yang paling aneh. Yang nampak aneh lagi adalah bahwa semua yang ada nampak memiliki mata yang amat nyata. Sangat detil. Memang tidak begitu mirip dengan bentuk mata manusia asli, namun sesuatu yang nampak lebih nyata daripada gambar yang dihasilkan dari animasi komputer. Pupil mereka nampak merah. Kami semua saling berpandangan dan jelas jelas merasa sangat bingung dengan semua ini. Namun karena kami bukanlah penulisnya, kami belum bisa memutuskan apakah semua ini layak untuk ditonton atau tidak. 

Adegan selanjutnya memperlihatkan squidwar duduk ditepi ranjangnya, terlihat sangat sedih. Pemandangan menunjukan saat itu masih malamdari jendela kamarnya, maka kemudian kupikir saat itu tidak lama setelah konsernya berakhir. Namun hal yang tidak cocok kupikir adalah bahwa pada saat ini tidak ada suara sedikitpun. Benar benar tidak ada suara, bahkan tidak ada suara yang muncul dari speaker di ruangan kami. Nampak seperti speaker telah dimatikan, padahal status dari speaker yang kami lihat, mereka dalam keadaan aktif. Squidward kemudian meletakan tentakelnya di kedua matanya dan menagis sedih selama beberapa manit, dan kemudian suara dari latar muncul perlahan dari hening menjadi sedikit bersuara dan semakin bertambah. Suara tersebut terdengar seperti suara angin yang berada di hutan yang dingin. 

Dengan perlahan kemudian layar perlahan lahan menzoom wajahnya. Perlahan maksudku adalah kalian akan menyadarinya jika kalian melihat frame selama sepuluh detik ini secara terpisah. Suara isaknya terdengar semakin keras, dipenuhi dengan rasa sakit hati dan kemarahan. Layar kemudian nampak berkedut sedikit selama beberapa detik dan kemudian kembali normal. Suara hembusan angin terdengar perlahan semakin keras dan bertambah semakin nyaring, terdengar seperti sebuah badai yang terjadi disuatu tempat malahan. Hal yang cukup membuat merinding adalah bahwa suara ini, dan suara tangisan squidward, terdengar amat nyata, seperti bahwa suara tersebut tidak berasal dari speaker namun terrasa bahwa suara tersebut berasal dari tempat lain. Suara ini sungguh merupakan suara terbaik yang pernah ada di studio ini, namun kupikir mereka tidak memiliki peralatan untuk menghasilkan efek suara sesempurna itu. 

Diantara suara angin dan isak tangis, terdengar suara samar lain, sesuatu yang terdengar seperti suara tawa. Suara ini terdengar dalam interval aneh dan tidak lebih dari satu detik, maka kalian harus benar benar jeli untuk bisa menyadarinya (kami melihat episode ini sebanyak dua kali, maka aku minta maaf jika semua kujelaskan dengan terlalu spesifik) setelah 30 detik dari semua ini, kemudian layar tampak terblurr dan berkedut kedut dengan hebatnya, dan sesuatu nampak berkelebat di layar, seperti ada sebuah frame yang digantikan atau dipotong. 

Pimpinan animator menghentikannya sejenak dan memutar ulang frame demi frame. Apa yang kami lihat sungguh sangat mengerikan. Itu adalah sebuah foto dari seorang anak kecil yang telah mati. Anak ini kupikir tidak lebih dari usia 6 tahun. Wajahnya nampak hancur dan penuh dengan darah, salah satu matanya teruntai keluar dari lubang matanya. Dia hanya menggunakan sebuah baju dalam, perutnya terbelah dan isinya berserakan disampingnya. Dia tergeletak diatas paving, kemungkinan diatas jalan.

Hal yang paling mengerikan lagi adalah nampak bayangan dari si pemotret. Tidak ada rekaman kejahatan, tidak ada bukti atau petunjuk, dan sudut tersebut merupakan sudut mati yang nampaknya telah diatur sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan untuk dijadikan bukti. Nampaknya fotografer inilah yang bertanggung jawab atas kematian anak ini. Kami tentu saja merasa ngeri melihat hal ini, namun kemudian kami menekan tombol on kembali, berharap semua ini hanyalah lelucon gila saja.
Layar kemudian kembali menampilkan squidward, masih tetap menangis, lebih keras dari sebelumnya, dan menampilkannya setengah badan saja. Saat inilah nampak sesuatu yang sepertinya darah mengalir dari matanya. Darah ini juga digambarkan dalam bentuk gambaran yang mendekati bentuk relistik dari darah sesungguhnya, serasa jika kalian menyentuhnya maka jari kalian akan terpercik darah saja. Suara angin kini terdengar seperti sebuah bada yang sedang menerjang, bahkan terdengar pula ranting yang patah. Suara tawa dalam nada bariton yang dalam, kini muncul dalam interval yang lebih lama dan muncul semakin sering. Setelah sekitar 20 detik, muncul kembali sebuah kelebatan kembali menunjukan sebuah frame foto tunggal.

Editor merasa enggan untuk memutarnya kembali, begitu juga dengan semua, namun dia tahu bahwa dia harus memeriksanya. Kali ini foto yang muncul adalah foto dari seorang gadis kecil, tidak lebih tua dari anak yang pertama. Dia tertelungkup, dan penjepit rambutnya berada disampingnya tergenang oleh darah. Mata kirinya keluar teruntai dari rongga matanya, dia telanjang kecuali celana dalamnya. Isi perutnya menumpuk dipunggungnya bersama luka irisan memanjang di punggungnya. Dan lagi, mayatnya berda dijalanan dan bayangan si pemotert nampak, sangat mirip dalam hal ukuran dan bentuk dari foto pertama. Aku merasa angat mual, dan menahan muntahku, dan salah satu pekerja magang, satu satunya wanita di ruangan itu berlari keluar. Kemudian kami memutuskan untuk melanjutkan melihat sisa episode tersebut.

Sekitar 5 detik setelah foto kedua muncul, squidward terdiam, begitu juga dengan semua suara, sepertinya saat inilah scene dimulai. Dia menurunkan tentakel dari matanya yang kini nampak dalam bentuk hiper realistik seperti yang lain dalam permulaan episode. Matanya nampak berdarah, dipenuhi dengan darah, dan terlihat berdenyut. Dia hanya menatap layar, seperti sedang menatap para penonton. Setelah sekitar 10 detik kemudian dia mulai menangis kembali, namun kali ini dia tidak menutupi matanya. Suaranya sangat keras dan begitu memilukan, dan yang membuat ngeri lagi adalah bahwa suara isakannya kali ini bercampur dengan suara teriakan.

Air mata dan darah bercampur dan menetes dari kedua matanya dengan deras. Suara angin muncul kembali, begitu juga dengan suara tawa berat dan kali ini muncul 5 foto kembali.

Animator berhasil menghentikannya pada saat foto keempat dan mulai memutar ulang. Kali ini foto tersebut adalah seorang bocah laki laki kecil, dengan umur serupa, namun kali ini scene yang ada sangat berbeda. Isi perutnya ditarik keluar dari perut oleh sebuah tangan besar, bola mata kanannya keluar dan teruntai, darah nampak mengalir darinya. Animator kemudian melanjutkannya, sungguh sangat sukar dipercaya dia mampu melakukannya. Foto Selanjutnya berbeda namun kami tidak bisa mengatakannya seperti apa. Dia melanjutkan pada foto selanjutnya, masih sama. Dia kemudian kembali dari awal dan memutar mereka lebih cepat dan melihat dan menyadari apa yang kulihat aku tidak mampu menahan mualku, aku muntah di tempat, editor gambar dan suara tercekat melihat tampilan dilayar. 5 frame tersebut tidak tampak sebagai 5 foto yang berbeda! Semua itu nampaknya dipasang dalam frame sebagai sebuah frame video!. Kami melihat tangan tersebut mulai tertarik dan terangkat, kami melihat mata anak tersebut terfokus padanya, kami bahkan melihat dalam dua frame, mata anak tersebut berkedip.

Pimpinan editor suara menyuruh kami untuk segera berhenti, dia harus memanggi kreator untuk melihat hal ini. Mr hillenburg tiba sekitar 15 menit kemudian. Dia merasa bingung kenapa dia dipanggil, maka editor melanjutkan episode tersebut. Ketika frame dimuali kembali semua yang ada berteriak, semua suara kembali berhenti. Squidward nampak hanya menatap pemirsa, seluruh layar penuh akan wajahnya,sekitar 3 detik berikutnya. Adegan kemudian dengan cepat berganti dan sebuah suara beratterdengar “LAKUKANLAH” dan kemudian kami melihat ditangan squidward terdapat sebuah shotgun. Dia dengan cepat meletakan shotgun kedalam mulutnya dan menarik pelatuknya. Darah yang terlihat nyata dan serpihan otak muncrat membasahi dinding dibelakangnya, juga di kasur. Squidward kemudian nampak jatuh karena tembakan ini. Sisa 5 detik dari episode ini menunjukan tubuhnya di ranjang, disampingnya, satu bola matanya tergeletak diatas sisa sisa kepalanya diatas lantai. Kemudian episode ini berakhir. 

Mr hillenburg tentu saja marah melihat hal ini. Dia bertanya meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi. Kebanyakan orang meninggalkan ruangan pada saat ini, maka tidak ada pilihan lain bagi kami untuk menyaksikannya lagi. Melihatnya dua kali sungguh membuatku merasa sangat ngeri dan selalu membuatku mengalami mimpi buruk setelahnya.

Satu satunya teori yang bisa kami pikirkan adalah bahwa file telah diedit oleh seseorang yang berasal dari tim penggambar di studio ini. Pihak CTO kemudian dipanggil untuk menyelidiki apa yang terjadi dengan semua tu. Hasil analisa menunjukan bahwa file tersebut memang telah diedit dengan materi dan konten yang baru. Namun timestamps (waktu yang dicatat komputer mengenai sebuah event) yang ada ternyata menunjukan bahwa itu semua hanya sekitar 24 detik sebelum kami mulai menontonnya. Semua peralatan yang terlibat diperiksa untuk mengetahui apakah ada software ataupun hardware yang mengalami kerusakan, sehingga kemungkinan timestamp yang ada menunjukan waktu yang salah, namun ketika dicek semuanya tidak ada masalah. Kami tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sampai saat ini, begitu juga dengan yang lainnya. 

Investigasi kemudian dilakukan untuk menyelidiki foto foto tersebut, namun tidak ada hasil dari itu semua. Tidak ada foto anak anak yang berhasil diidentifikasi dan tidak ada petunjuk yang cukup untuk dikumpulkan berdasarkan data yang ada maupun berdasarkan petunjuk fisik dari foto. Aku tidak pernah mempercayai fenomena tak terjelaskan sebelumnya, namun sekarang setelah aku mengalaminya sendiri dan ternyata tidak bisa membuktikan apapun, aku berpikir dua kali akan sikapku ini.

Thursday, August 1, 2013



aku terbangun karena suara dari headphoneku yang terasa tiba tiba memecah keheningan di kamar asrama. Kucoba untuk beradaptasi dengan kebisingan ini, hingga akhirnya bisa kunikmati kembali. Perutku keroncongan, aku harus mencari sesuatu di lantai bawah. Kulihat jam menunjukan sekitar pukul tiga pagi, saatnya tidur kyle, kubergumam sendiri.
aku berbaring disamping laptopku dan menutup mataku yang terasa sangat capek, ditambah lagi dengan cahaya dari layar monitor yang membuat keduanya menjadi bertambah lelah. Kupakai selimut untuk menghangatkan diriku, sungguh nyaman sekali. Suara nafas teratur dari teman sekamarku ditambah lagi dengan suara ac sebenarnya cukup membuatku terganggu. Mungkin sebagai akibat terlalu lelah, sehingga tingkat sensitifitasku akan suara menjadi meningkat.
kemudian aku berbaring entah untuk berapa lama. Menikmati keheningan. Kucoba mencari posisi paling nyaman yang dapat diterima oleh tubuhku. Tiba tiba keheningan terpecah oleh suara beberapa temanku yang baru saja pulang berpesta dalam keadaan mabuk.mengoceh dan meracaukan hal hal tidak penting, damn!!! Benar benar mengganggu.

setelah ocehan mereka mereda aku berusaha memejamkan mataku kembali. Namun perut sialan ini memprotes, lapar sekali kurasakan dibawah sana. Daripada kelaparan maka kuputuskan untuk mencari camilan untuk meredakan konser keroncong di perutku ini. kuputuskan untuk tidak menggunakan lift, teralu lama, maka kuputuskan untuk menyusuri lorong menuju tangga, lebih efektif karena kau ada di lantai dua.

pelan pelan kuturuni tangga, cukup gugup juga merasa sendirian, namun perasaan tidak nyaman semakin membesar, aku merasa seperti tengah diawasi dan diperhatikan. Aku bersandar pada tembok dan memeriksa atas tangga. Tidak ada siapapun. Kemudian kulihat lurus kebawah. Tidak ada apapun pula.

pastilah aku dipermainkan imajinasiku sehingga merasa paranoid, kupercepat langkahku menuju lantai pertama. Kulihat ada sebuah kamera, aku tersenyum padanya hanya sekedar membuang kegugupanku, kuberjalan kembali menuju tangga lain yang menuju basement dimana mesin camilan otomatis berada. Sejauh ini tidak ada yang salah, so far so good. Kubuka pintu menuju tangga ini, dia membuat suara yang cukup berisik diwaktu selarut ini. menggema di sepanjang dinding, sungguh membuat gugup saja.

tapi tidak hanya itu, sesaat aku mendengar ada sesuatu yang lain, sesuatu yang terrasa aneh. Aku berusaha mendengarkan sebisa mungkin, mempertajam indera pendengaranku, tapi kurasa suara itu tidak muncul kembali, seperti hilang begitu saja. Suara tersebut terdengar anah seperti suara sesak nafas atau campuran suara mirip itu. Ah… mungkin anak lainnya yang kelaparan, kucoba kutepis paranoiaku. Sebanarnya mataku sudah sangat mengantuk dan berat, tapi demi perut gembulku ini yang tengah berdemo minta diisi maka aku melanjutkan perjalanan menuju mesin snack.

akhirnya aku berhasil sampai di basement berjalan menuju lorong yang menyerupai labirin hingga menuju sebuah ruangan yang lebih luas, dimana banyak terdapat meja bilyard, meja ping pong, dan tentu saja mesin snack dan minuman kaleng. Ruangan tampak remang remang dan berjejer beberapa sofa didalamnya.
Aku berjalan menuju mesin yang terletak di area yang lebih gelap di ruangan tersebut, bayaganku tampak meregang dan jadi tambah terlihat panjang. Karena kurang tidur kurasa kesiagaanku berkurang. Namun kurasa aku melihat disudut mataku sebuah sosok lain. Dan dia nampaknya menghilang sekarang. Sosok itu sangat tinggi, terlihat hitam lebih mendekati gelap. Aku tidak melihatnya langsung, karena aku terbiasa untuk tidak bergerak ketika berada dalam keadaan terancam. Kupikir bayangan sosok tersebut adalah halusinasi yang timbul karena kekurangan tidur. Tapi entah kenapa pikiranku berkecamuk, seperti sebuah alarm tanda bahaya yang dinyalakan dari alam bawah sadarku. Aku menjadi tidak berselera untuk makan… tanganku tidak bisa berhenti bergetar… aku tidak tahu kenapa, namun aku merasakan sesuatu yang disebut sebagai sebuah rasa takut yang amat sangat, begitu nyata.. aku harus cepat cepat keluar dari ruangan ini!

kuambil beberapa snack dan minuman kemudian cepat cepat ngibrit menuju lift. Aku tidak perduli jika menggunakan lift akan memakan waktu yang lebih lama, aku hanya ingin merasa aman. Aku menunggu di ruang laundry, mencoba mengamati keadaan darimana aku datang sebelumnya. Tidak ada yang aneh, namun tiba tiba aku melihat dengan yakin ada seseorang yang berdiri di sudut, di belakang mesin otomatis… seperti sedang mengintaiku, kepalanya tampak sedang menghadapku, dia terlihat lebih tinggi dari mesin itu. Sekelebat aku melihat bahwa sosok ini tidak bermuka… semuanya tampak rata…. Aku pasti salah, ini pasti gara gara lampu yang redup itu!!!!.. di titik ini sungguh kesal aku dibuatnya walaupun bulu kudukku terasa berdiri semua dari ujung jempol kaki bahkan sampai bulu hidung, kupikir aku harus mengeceknya!

namun tiba tiba….. “Ding!!!!” pintu lift terbuka…. Kampret!!!! Benar benar mengejutkan sekali!!! Tanpa pikir panjang dengan perasaan seperti hendak mengompol aku segera memasuki lift. Ku tekan tombol “2”. Bersamaan dengan menutupnya pintu lift perasaan lega dan khawatir bercampur baur bahwa “wajah” tadi tidak Nampak kembali. Kini kurasakan kecemasan tersendiri dimana aku terkurung dalam sebuah kotak kecil gelap yang merayap naik yang disebut “lift”

lift akhirnya berhenti, aku bergegas keluar dari kotak sialan itu. Pintu terbuka dan kusegerakan untuk menuju kamarku yang nyaman, terbebas dari segala macam kengerian ini. namun ada yang tidak beres, keadaan tampak berbeda… beberapa lampu tampak padam tidak seperti saat pertama aku meningalkannya. Aku berusaha untuk tidak berpikir macam macam, walaupun sungguh hal ini menambah paranoiaku saat aku menyusuri lorong.
Aku menyelinap di sudut, dan melihat ke lorong dimana tampak kegelapan yang begitu menakutkan yang sungguh terasa amat pekat. Begitu aku memperhatikan ujung lorong, jantungku seperti berhenti berdegup, sesaat punggungku terasa begitu tebalnya aku melihat sosok pria tinggi itu berada di sana!! Tampaknya sosok tersebut botak, dan pastilah dalam posisi tertunduk!! Namun semuanya terasa tidak begitu jelas tanpa kacamata yang tertinggal dikamar.

singkatnya aku tidak bisa mengenali sosok apakah itu, aku hanya melihat sebuah benda bundar yang tampak pucat bertengger di atas pundak mahluk tersebut!bahunya tampak begitu aneh, tampak begitu kurus,aku menyadari hal ini begitu aku mendekati pintu kamarku yang mana membuatku merasa aman darinya… aku sungguh merasa sangat ngeri ketika aku melihat mahluk ini…sedang berdiri disana seperti sedang mengawasiku, menatapku, tapi bagaimana mungkin dia menatapku??? Wajahnya sungguh rata… tidak ada apapun disana kecuali sebuah kulit pucat yang melapisi sesuatu yang seharusnya adalah sebuah kepala. Aku berjalan cepat ke pintu mencoba untuk membukanya, tapi entah kenapa pintu tidak bisa terbuka menggunakan kunciku… kemudian aku menengok ke atas… mencoba mengabaikan tatapan mahluk itu erhadapku. Tatapan mahluk sialan itu benar benar sungguh seperti menyilet jiwaku… benar benar memunculkan perasaan takut paling menakutkan yang pernah kualami seumur hidup.

“406” begitu angka yang tertera di pintu. Aku pastilah telah menekan tombol yang salah karena panic sewaktu di lift. Itulah kenapa sebabnya lorong ini tampak begitu berbeda! Aku menoleh kembali kelorong dan mendapat tidak ada siapapun disana. Namun hal ini tidak dapat membuatku berhenti merasa mual karena tegangnya… justrus emakin buruk!! Sebab aku yakin tadi dia berdiri disana!!. Kemana dia pergi?? Aku segera berlari ke tangga, karena lebih dekat daripada harus ke lift lagi… tidak ada alas an lagi untuk tetap berada di lorong terkutuk ini!!!

pintu terbanting dengan keras yang membuat telingaku berdenging. Namun dengungan ini tidak berhenti, malah bertambah keras tiap kali aku melangkah. Aku merasa sedang dikuntit oleh sosok tersebut, entah kenapa. Tapi aku merasa sungguh sakit hanya dengan membayangkannya saja, aku merasa panic, tidak aman, aku merasa dalam sebuah bahaya besar yang dapat merenggut nyawaku kapanpun!

aku melewati pintu lantai ketiga dan melirik ke sebuah jendela kaca kecil yang digunakan penghuni asrama untuk berbicara, untuk mengalihkan rasa takutku yang kian menjadi jadi ini… atau mungkin untuk mencari bantuan. Tapi melewati jendela itu aku malah melihat sosok tadi kini berada disana, dibaliknya, dia tampak lebih dekat. Sosok ini erlihat menggunakan sebuah setelan dengan sebuah dasi, dan hal yang membuatku yakin ini bukanlah manusia adalah ukuran tangannya yang begitu panjang!! Aku bisa melihat wajahnya…. Atau lebih tepatnya tempat dimana wajahnya seharusnya berada.

tidak ada apapun disana, hanya sebuah kepala putih pucat, tidak ada kerutan ataupun hal lainnya. Sungguh membuatku mual dan membuatku kemudian muntah. Sosok itu tidak melakukan apa apa, dia hanya berdiri disana tampak seperti menikmati sebuah pertunujkan horror, dan dia tampak sungguh menikmatinya.!!

aku segera berlari menjauh dari tempat itu, berlari menuruni sisa tangga, seperti hal ini akan membuatku lebih aman saja. Namun begitu aku melihat kebawah ke ujung tangga, sosok itu sudah berdiri disana seperti menungguku!! Kemudian dia tampak berdiri perlahan menaiki tangga… namun kepalanya tidak pernah bergerak sedikitpun… dia hanya sperti menonton rasa sakit dan ketakutanku, menelannya dan menikmatinya,,, dia tampak begitu suka menyiksaku.

“APA MAUMU???!!” aku berteriak dan melemparkan makanan yang aku bawa kearahnya. Dia tdiak bereaksi sedikitpun, namun kemudian tampak kepalnya berbalik dan dia menghilang. Aku berlari menuju lantai dimana kamarku berada dalam terror yang teramat sangat, aku ingin cepat cepat menuju tempat tidur dan beristirahat. Begitu hampir sampai pada anak tangga terakhir, ternyata disanalah mahluk itu muncul kembali hanya beberapa langkah dibelakangku. Tangannya terentang seakan akan hendak mempersilahkanku untuk masuk kedalam pelukannya. Aku kembali merasakan ingin muntah kembali begitu melihat wajahnya tampak beriak dan seperti hendak menyergapku.

aku berbelok ke sudut dan melihat dia lagi. Dijung, menatapku seperti layaknya malaikat penjagaku yang selalu mengikuti kemanapun aku pergi. Aku muntah kembali, kali ini muntahanku bercampur dengan darah, dan sungguh terasa sangat sakit sekali. Aku mulai menangis, ajal seperti mendekat… aku putus asa, tidak ada harapan lagi……

akhirnya aku sampai ke pintu kamar, kubuka pintu itu. Teman sekamarku masih tidur, suara nafasnya tampak teratur. Tidak ada lagi suara mendengung, hanya suara nafas yang ada. Kunyalakan lampu dan kututup pintu kamar, temanku tidak bergeming sedikitpun. Kututup pintu dan melihat cerin yang tergantung dibelakangnya.

aku terlihat seperti orang sinting. Mataku merah dan bengkak, rambut berantakan, dan air mata tampak masih menggelayut di janggutku. Aku masih merasa belum aman, dimana seharusnya aku sudah aman dari mahluk itu. Aku berbalik dan menuju tempat tidurku, saat itulah aku mendengar sesuatu dari lemari. Aku terkesiap, dan menatap ngeri saat tangan panjang yang pucat mendorong pintu lemari. Dan nampaklah sosok tinggi, kurus dan pucat yang muncul dari lemari. Aku berbalik dan tidak ingin melihat mahluk itu. Namun aku bisa melihatnya dari cermin, seperti dipaksa oleh keadaan yang dibuat oleh mahluk itu.

aku melihat sosok itu mulai mendekatiku, dengan kakinya yang panjang. Aku melihat dia berhenti hanya beberapa senti dari tubuhku. Perlahan lahan aku rasakan tangannya mulai mendekatiku.

Lalu apa-apa selain diam.
Sesaat aku tersadar inilah dia sang slenderman, sosok tanpa muka yang akan membawaku kedalam sebuah mimpi paling buruk sekalipun… sosok yang menculik korban korbannya hingga mati, dan mempermainkan mereka melalui siksaan demi siksaan… sosok yang sangat jahat, yang tidak pernah membiarkan korbannya mati dengan cepat, melainkan menikmati rasa sakit dan ketakutan yang dialami korban korbannya…

dan tiba tiba semuanya hening… aku tahu inilah akhir dari hidupku dan sebuah awal dari sebuah siksaan dan mimpi buruk yang tidak pernah akan bisa berakhir….
Kutipan dari sebuah Koran lokal :
PEMBUNUH MUKA RIANG MASIH BERKELIARAN
Setelah beberapa minggu terjadi beberapa kasus pembunuhan yang belum terungkap, pembunuh ini masih berkeliaran dan melkukan aksinya. Setelah beberapa bukti ditemukan, seorang anak laki laki yang selamat dari serangan pembunuh ini mengisahkan apa yang menimpanya.

“aku mengalami mimpi buruk dan tebangun di tengah malam” kata si anak, “aku melihat jendela terbuka, padahal sebelumnya aku yakin jendela terkunci sebelum tidur. Aku bangun dan kemudian menutupnya kembali dan kemudian aku kembali tidur. Namun kemudian aku merasakan perasaan aneh, seperti ada yang orang yang sedang mengincarku. Apa yang kulihat kemudian membuatku nyari melompat dari tempat tidur. Dalam remang remang aku melihat sepasang mata, mata ini aneh, tidak seperti biasanya,gelap dan tampak riang. Mata tersebut dibatasi warna hitam… dan sungguh membuatku ngeri mengingatnya. Saat itulah kemudian kulihat bagian mulutnya, sebuah bibir yang Nampak selalu tersenyum, senyum yang lebar, bahkan terlalu panjang dan lebar. Kemudian dia mengatakan sesuatu, namun apa yang dia katakan adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh orang gila, dengan nada yang bisa dilakukan hanya oleh orang gila saja”
“dia berkata, ‘tidurlah’, akupun berteriak. Dia mengambil sebuah pisau berusaha menusuk jantungku. Dia melompat ke ranjang, aku melawannya, berusaha menyingkirkan dia dariku. Saat itulah kemudian ayah masuk ke kamarku. Pria yang menyerangku melemparkan pisaunya dan mengenai bahu ayah. Mungkin dia akan menghabisi ayah juga jika salah satu tetangga tidak menghubungi polisi.

“mereka menuju parkiran, dan berlari menuju pintu. Pria itu berlari menuju ;lorong. Aku mendengar suara kaca pecah. Ketika aku keluar dari kamar, aku melihat jendela yang mengarah ke bagian belakang rumah telah rusak. Aku melihatnya menghilang menjauh. Aku dapat mengatakan padamu satu hal, aku tidak akan bisa melupakan wajah itu. wajah dingin itu, mata jahatnya, dan senyuman gila dan sinting itu. semuanya itu tidak akan pernah bisa pergi dari pikiranku”
.
Polisi masih mencari pria ini. jika ada yang melihat orang dengan deskripsi seperti diatas, hubungilah segera kantor polisi terdekat.

…………………….

Jeff dan keluarganya baru saja pindah ke sebuah lingkungan baru. Ayahnya mendapat promosi, dan mereka berpikir akan lebih baik jika mereka pindah ke lingkungan “mahal” tu. Jeff dan saudaranya Liu tidak bisa protes. Siapa yang tidak menyukai rumah baru dan lebih bagus? Ketika mereka sedang mengapak barang, salah satu tetangga mereka mendekat.
“hello” sapanya, “aku barbara; aku tinggal diseberang jalan dari tempat kalian. Well, aku hanya ingin memperkenalkan diriku dan mengenalkan kalian kepada anakku.” Dia berbalik dan memanggil anaknya. “billy kemarilah, mereka adalah tetangga baru kita” billy mengatakan “Hi” dan kembali bermain di halamannya.

“well” kata ibu jeff, “namaku Margaret, dan ini suamiku peter, dan dua putra kami; jeff dan liu” mereka saling berkenalan, kemudian Barbara mengundang mereka menghadiri pesta ulang tahun anaknya. Jeff dan saudaranya sebenarnya akan menolak, namun kemudian ibunya mengatakan bahwa dengan senang hati mereka akan datang. Ketika jeff dan keluarganya selesai beres beres, jeff mendatangi ibunya.

“ibu kenapa kau mengundang kami agar datang ke sebuah pesta anak anak? Aku bukan seorang anak yang bodoh asal kau tahu”
“jeff” kata ibunya, “kita baru saja pindah, kita harus menunjukan sikap yang baik, niat baik untuk membaur, kita akan ke pesta itu, jangan membantah lagi” jeff hendak berkata lagi, namun mengurungkannya, dia tahu bahwa dia tidak akan mampu melakukan apa apa. Ketika ibunya telah memutuskan sesuatu, maka halt u tidak akan bisa dirubah lagi. Dia pergi ke kamarnya dan menuju ranjangnya. Dia duduk disana dan melihat atap kamar, tiba tiba dia merasakan perasaan aneh. Bukan rasa sakit, tapi…. Perasaan yang aneh. Dia anggap itu hanya sebuah perasaan tidak penting saja. Dia mendengar ibunya memanggil untuk mengangkut barang barangnya, diapun turun.

Keesokan harinya, jeff sedang berjalan mencari sarapan bersiap ntuk kesekolah. Ketika dia duduk sarapan, sekali lagi dia merasakan perasaan aneh itu. namun kali ini lebih kuat. Sedikit terasa sakit, namun kemudian dia mengabaikannya. Ketika dia dan liu selesai sarapan kemudian mereka menuju pemberhentian bus. Tiba tiba beberapa anak menggunakan skateboard melompat kea rah mereka, hanya beberapa senti dari tempat mereka berada. Jeff dan liu kaget “hey!! What the hell?”
Anak tersebut turn dari skateboard dan menoleh. Dia tampaknya sekitar setahun lebih muda dari jeff, mengenakan baju aeropstale dan blue jeans.

“well, well, well. Nampaknya kita dapat mainan baru” tiba tiba, dua anak lainnya muncul. Salah satunya sangat hitam sedangkan yang lainnya berbadan sangat besar. “ well, karena kalian baru disini, aku hendak mengenalkan diri, itu adalah keith” jeff dan liu melihat ke arah anak yang hitam. Dia berwajah sangat menyebalkan, yang membuat siapa saja yang melihatnya ingin menghajar. “dan dia adalah troy”. Mereka menoleh ke anak gemuk satunya.

Dan aku randy, sekarang aku perlu mengatakan bahwa bagi semua anak disini ada sedikit ongkos tambahan, kuharap kalian mengerti” lio berdiri hendak menghajar bangsat kecil ini, namun salah satu temannya kemudian mengeluarkan pisau. “tck tck tck…. Kuharap kalian akan lebih pengertian… namun sepertinya kalian lebih suka pake kekerasan eh?” anak itu berjalan mendekati liu, mengambil dompetnya. Jeff kemudian merasakannya lagi, kali ini sanat kuat, terasa membakar!. Dia berdiri, namun liu mengisyaratkannya agar tetap duduk. Jeff mengabaikannya dan menuju ke para bangsat kecil itu.

“dengar keparat kecil… kembalikan dompet saudaraku” randy memasukan dompet liu ke kantongnya dan mengeluarkan pisaunya sendiri.

“oh? Trus kamu mau ngapain?” begitu dia selesai bicara, jeff menghajar hidungnya. Begitu randy hendak membalas, jeff meraih pergelangan tangannya dan mematahkannya. Randy berteriak dan jeff mengambil pisau dari tangannya. Troy dan keith menyerang jeff, namun jeff terlalu cepat untuk mereka. Dia melemparkan randy, troy melayangkan pukulannya, jeff menunduk dan menikam tangannya. Keith menjatuhkan pisaunya dan berteriak. Troy kemudian maju, namun jeff bahakan tidak membutuhkan pisau untuk menghadapi keparat bangsat satu ini. dia hanya meninjunya di perut dan seketika dia roboh. Liu tidak bisa berkata apa apa, dia hanya melihat jeff dengan takjub.

“jeff bagamana kau?” hanya itu yang bisa dia aktakan. Mereka melihat busa datang dan tahu bahwa mereka akan dituduh sebagai pembuat gara gara, semua yang terjadi mereka harus menanggungnya sehingga mereka berlari menjauhi tempat itu. ketika mereka berlari mereka melihat sopir bus menghampiri randy dan teman temannya. Jeff dan liu tiba disekolah, mereka tidak berani mengatakan apa yang telah terjadi, mereka hanya duduk dan mendengarkan. Liu hanya berpikir bahwa jeff telah berhasil menghajar berandalan itu, namun jeff lain, dia menyadari sesuatu, sesuatu yang lebih dari yang liu tahu. Jeff tahu bahwa apa yang ia rasakan kini merupakan sesuatu yang menakutkan, ketika dia merasakan sensasi itu, dia merasakan betapa dahsyatnya hal tersebut, sebuah dorongan untuk melukai orang lain. Memang terdengar jahat, namun jeff tidak bisa menyangkal bahwa dia merasakan nikmat, senang. Dia merasakan bahwa perasaan tersebut mulai memudar selama di sekolah. Ketika sampai dirumah orang tuanya menanyakan bagaimana harinya, dan dia menjawab dengan nada riang “hari ini adalah hari yang indah”. Keesokan paginya, dia mendengar pintu ruahnya di ketuk. Dia turun dan mendapati dua petugas polisi, dan ibunya menatapnya dengan marah.

“jeff, pak polisi mengatakan bahwa kau menyerang tiga orang anak. Dan hal tersebut bukan perkelahian biasa, mereka ditusuk!! Mereka ditusuk nak!!” jeff menunduk, seolah olah membenarkan ucapan ibunya.

“mereka dulauan yang mendongkan pisau kepada aku dan liu bu”
“nak” kata polisi, “kami melihat tiga anak, dua ditusuk, satu memar di perut, dan kami punya saksi kalian kabur dari tkp. Hal itu menurutmu memberikan kesimpulan apa bagi kami?”
Jeff tahu bahwa semua itu tidak berguna, tidak ada bukti yang menunjukan siapa yang menyerang duluan. Mungkin jeff bisa mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidak kabur, namun bukti dan saksi mengatakan bahwa mereka memang kabur.jeff tidak berdaya untuk membela dirinya dan liu.

“panggil saudaramu” jeff tidak bisa melakukannya, karena dialah yang menghajar mereka.

“pak polisi… semua itu aku yang melakukan. Liu berusaha mencegahku, namun dia tidak bisa menghentikanku” polisi saling pandang dan kemudian mengangguk
“baiklah nak. Sepertinya…”
“tunggu!” liu berujar. Mereka melihat bahwa liu memegang sebuah pisau. Polisi ini kemudian mengambil senjata mereka dan menodongkan ke liu.
“aku yang melakukannya, akulah yang telah menghajar berandalan itu, aku punya buktinya” dia menyingsingkan lengan bajunya dan menunjukan lebam dan luka, seperti layaknya bahwa dia telah berkelahi sebelumnya.
“nak, letakkan pisaunya” kata petugas. Liu menurutinya, dia mengangkat tangannya dan berjalan menuju para polisi.
“tidak liu, itu adalah ulahku, semuanya!” jeff mulai menangis
“hmmm.. saudaraku yang malang… berusaha untuk melindungiku dari kesalahan yang sudah kuperbuat. Baiklah… bawa aku” polisi kemudian membawa liu menuju mobil patroli
“liu katakana pada mereka bahwa akulah yang melakukannya! Katakan” ibunya memegang pundaknya.
“jeff, berhentilah berbohong, kita tahu semuanya adalah ulah liu, kau tidak bisa menghentikannya” jeff terlihat pasrah ketika mobil polisi akhirnya pergi membawa liu. Beberapa menit kemudian ayah jeff pulang dan melihat wajah jeff, dia tahu bahwa ada sesuatau yang tidak beres

“ada apa nak?” jef tidak bisa menjawabnya. Kemudian ibunya mengabarkan berita buruk itu kepada suaminya, dan jeff pergi, menuju jalanan. Setelah sekitar satu jam jeff pulang, melihat kedua orang tuanya terlihat shock, sedih dan kecewa. Dia tidak mampu melihat keadaan mereka, karena semua adalah kesalahannya. Dia hanya ingin tidur, berusaha melupakan semuanya. Dua hari berlalu, tidak ada kabar dari liu di JDC. Tidak ada teman. Tidak ada hal lain selain rasa bersalah dan sedih. Sampai pada suatu hari, hari sabtu, ketika jeff dibangunkan oleh ibunya dengan wajah gembira.
“jeff.. sekaranglah saatnya” dia berkata sambil menyibakan tirai jendela kamar.

“ada apa dengan hari ini?” Tanya jeff
“sekarang adalah hari ultah billy” jeff benar benar terbangun saat ini

“ibu, kamu tidak serius kan? Ibu tidak berharap aku akan pergi ke pesta anak kecil setelah….” Ada jeda yang lama
“jeff kita berdua tahu apa yang telah terjadi. Ibu rasa pesta ini dapat membuatmu riang kembali. Sekarang ganti bajumu” ibu jeff berjalan keluar dari kamar menuju kelantai bawah untuk bersiap siap. Jeff berusaha bangun. Dia memakai sebuah kaos dan jeans kemudian turun. Dia melihat ibu dan ayahnya telah berdandan. Dia berpikir kenapa mereka harus memakai baju mahal hanya untuk datang ke sebuah pesta anak anak?
“nak… kamu akan memakai itu?” Tanya ibunya
“lebih baik daripada harus ribet” jawabnya. Ibunya ingin sekali memarahinya, namun dia menahannya.

“jeff, mungkin kami terlalu berlebihan, tapi inilah caranya agar orang orang menghormati kita” kata ayahnya. Jeff menggerutu dan kembali ke kamarnya
“aku tidak punya baju bagus!” jeff berteriak ke orang tuanya
“pakailah sesuatu yang lain” ujar bunya. Dia mencari cari di lemarinya, mencari sesuatu yang Nampak bagus dan mahal. Akhirnya dia menemukan pakaian yang ia anggap cocok.
.
Namun orang tuanya masih Nampak belum puas dengan pilihannya “kau akan memakai itu? ibunya melirik jamnya. “tidak ada waktu lagi untuk ganti baju, ayo berangkat” merakpun berangkat. Mereka menyeberang jalan menuju rumah Barbara dan billy. Mereka mengetuk pintu dan munculah Barbara, sama seperti orang tuanya, dia tampil berlebihan. Jeff menyadari bahwa tidak ada anak anak, hanya orang orang dewasa.
“anak anak ada di halaman belakang jeff… pergilah dan berkumpullah dengan mereka” kata Barbara.

“jeff berjalan keluar menuju halaman yang penuh dengan anak anak. Mereka berlarian memakai baju baju koboy, dan saling tembak menggunakan pistol mainan. Tiba tiba ada seorang anak menghampirinya dan memberinya pistol mainan dan topi.

“hey… mau main baleng?” katanya
“oh tidak nak, aku terlalu tua untuk itu” anak it uterus melihat jeff dengan wajah aneh.

“cekali caja.. pwease..” pinta si anak. “baiklah” kata jeff. Dia memakai topi dan mulai berlagak seperti menembaki si anak. Awalnya dia merasa konyol, namun kelamaan dia menikmatinya juga. Mungkin hal tersebut adalah pertama kalinya yang dapat mengalihkan perhatiannya dari liu. Namun tidak lama berselang dia mendengar sesuatu yang dia kenal sebelumnya. Dan suara itu kemudian menabraknya. Randy, troy dan keith melompat turun dari skateboard mereka. Jeff menjatuhkan pistol mainannya dan membuang topinya. Randy menatapnya penuh dengan rasa benci.
“hallo jeff” kata randy. “kita punya sesuatu yang belum selesai” jeff melihat hidung randy yang memar. “aku rasa semuanya setimpal, aku menghajar kalian, namun kalian membuat saudaraku dikirim ke JDC”

Randy menunjukan raut muka marah di matanya. “aku tidak mencari seseatu yang seimbang, aku ingin menang. Kemarin kau menghajar kami, tapi tidak saat ini”. Randy menyerang jeff, mereka bergulingan di tanah. Randy memukul hidung jeff, dan jeff menarik kupingnya dan membanting kepala randy. Jeff mendorong randy. Anak anak mulai berteriak dan orang tua mereka mulai berdatangan. Troy dan keith mengambil senjata dari kantong mereka.

“jangan ada yang ikut campur!” ancam mereka. Randy mengambil pisaunya dan menusuk bahu jeff.

Jeff berteriak dan terjatuh. Randy kemudian menendanginya, namun kemudian jeff menarik kaki randy. Jeff berdiri dan berusaha pergi melalui pintu belakang, namun troy menangkapnya.

“butuh bantuan?” dia kemudian melemparkan jeff ke pintu. Ketika jeff mencoba berdiri, randy datang dan menendanginya hingga jeff muntah darah.

“ayo jeff!!! Lawan aku!!” dia mengangkat jeff dan melemparnya ke dapur. Randy mengambilsebuah botol dan menghantamkannya ke kepala jeff.

“lawan aku!” randy kemudian melemparnya ke ruang tamu.
“ayo jeff, semangat sedikit!!!” jeff memalingkan mukanya, wajahnya penuh dengan darah. “aku adalah orang yang menyebabkan saudaramu digiring ke JDC! Kau seharusnya malu jeff!! Aku melakukan itu semua sedangkan kau disini hanya bengog seperti banci!!” ejek randy. Jeff mulai bangkit
“akhirnya!!! Kau bisa berdiri dan melawan hah??” jeff berdiri sekarang, darah dan minuman bercampur membasahi wajahnya. Sekali lagi dia merasakan sensasi aneh dalam dirinya, perasaan yang sempat menghilang beberapa waktu lalu.

“akirnya dia bangun!” randy kembali mengejek jeff, kemudian dia mulai merangsek kembali. Saat itulah semuanya terjadi. Sesuatu dalam diri jeff meledak keluar. Kesadaran dan psikologisnya hancur dan terkoyak, semua pikiran warasnya hilang, apa yang dia rasakan adalah nafsu yang begitu kuat untuk membunuh. Dia mencekik leher randy dan membantingnya. Dia duduk diatas tubuh randy dan memukulinya dengan membabi buta. Pukulan pertama mendarat tepat di jantung randy, sehingga mengakibatkan shock jantung, jantung randy berhenti berdegup. Namun jeff yang kesetanan tetap menghajarnya, melampiaskan kemarahan dan nafsu membunuhnya. Darah mulai muncrat dari tubuh randy, sampai akhirnya randy tewas.

Semua orang melihat ke arah jeff, semuanya termasuk troy dan keith. Kemudian mereka tersadar dari rasa terkejut mereka dan mulai menodongkan pistol mereka ke arah jeff. Jeff berlari menaiki tangga, dan mereka mulai menembakinya secara bertubi tubi, namun tidak satupun yang berhasil mengenainya. Jeff mendengar keith dan troy memburunya. Ketika mereka kehabisan peluru, jeff menuju kamar mandi. Dia mengambil besi tempat handuk dan mencabutnya dari dinding. Troy dan keith mulai mendekatinya dengan pisau yang terhunus.

Troy mengayunkan pisaunya, namunjeff dapat menghindar, dan kemudian menghantamkan pipa besi dari tempat handuk ke wajah troy. Troy berhasil dibereskan, hanya tersisa keith. Keith lebih lincah, dia berhasil menghindar ketika jeff mengayunkan pipa besinya. Dia menjatuhkan pisaunya dan mencengkeram leher jeff. Dia mendorongnya ke dinding. Namun sebuah lotion untuk bleaching jatuh dan mengenai mereka berdua, merka kelabakan, namun jeff dengan sigap membersihkan mukanya dan meraih pipa besi menghajarkannya kembali ke kepala musuhnya. Keith menggelepar sekarat, bermandikan darah, namun kemudian keith tersenyum jahat.

“apa yang lucu?” tanya jeff. Keith mengeluarkan sebuah korek dan menyalakannya. “yang lucu adalah, kamu berlumuran bleach dan alkohol” mata jeff terbelalak ketika kemudian keith melemparkan koreknya ke arahnya. Api pun segera berkobar di seluruh tubuh jeff, alkohol menambah nyala api dan bleach membuat kulitnya mengelupas. Jeff berteriak dalam kesakitan. Dia berguling untuk memadamkan apinya, namun tidak berhasil, alkohol membuatnya benar benar terbakar. Dia berlari menuju lorong dan turun dari tangga. Semua orang yang ada mulai berteriak panik ketika melihat jeff. Jeff terjatuh dan nyaris tewas. Hal terakhir yang dia lihat adalah orang tuanya dan orang lain berusaha memadamkan api dari tubuhnya. Tidak lama kemudian dia jatuh pingsan.

Ketika jeff siuman dia mendapati seluruh tubuhnya diperban. Dia tidak bisa melihat apapun, dia merasakan nyeri di bahunya dan pedih di sekujur tubuhnya. Dia berusaha bangun, namun kemudian dia menyadariada selang di lengannya, ketika dia bangkit, selang tersebut lepas, dan perawat buru buru mendekatinya.

“kupikir kamu belum saatnya turun dari ranjang ini” kata perawat. Dia membibing jeff kembali ke pembaringan dan memasukan kembali selang infus. Jeff duduk, tidak melihat apapun, tidak tahu apa yang ada di sekelilingnya. Setelah beberapa jam, akhirnya dia mendengar suara ibunya.

“sayang… kamu baik baik saja?” tanyanya. Jeff tidak bisa menjawabnya, mukanya tertutup perban, dan dia tidak bisa berbicara. “oh sayang, aku punya kabar baik. Setelah beberapsaksi mengaku bahwa randy dulu yang menyerang kalian, kini liu dibebaskan” hal ini hampir membuat jeff meloncat kegirangan, namun dia teringat selang infusnya. “liu akan keluar besok, dan kalian akan bisa bersama kembali”
Ibu jeff memeluk putranya dan berpamitan pergi. Beberapa minggu selanjutnya keluarga jeff datang berkunjung, saat itulah waktunya perban di seluruh tubuh jeff dijadwalkan untuk dilepas. Ketika dokter mulai membuka perbannya semua yang ada mulai merasa tegang, mereka menunggu sampai seluruh perbannya dilepas, sampai saat ketika perban di sekitar kepalanya nyaris dibuka, mereka menunggu semuanya dengan amat sangat tegang dan khawatir.

“mari kita berharap yang terbaik” kata dokter, dia melepaskan perban dan menunjukan wajah jeff yang terluka karena terbakar.
Ibu jeff berteriak ngeri ketika melihat muka anaknya. Liu dan ayahnya diam tercekat, nampak sangat shock dengan keadaan jeff.
“apa yang terjadi dengan wajahku? Tanya jeff. Dia bergegas turun dan menuju kamar mandi. Dia bercermin di kamar mandi dan melihat wajahnya yang kini nampak hancur dan aneh. Bibirnya terbakar sehingga nampak merah sekali. Kulit wajahnya terkelupas dan menyisakan warna putih yang mencolok, dan rambutnya berubah dari coklat menadi hitam pekat. Dia perlahan meraba wajahnya. Sungguh terasa halus. Dia melihat ke arah keluarganya, kemudian kembali memandang wajahnya di cermin.

“jeff” kata liu “tidak begitu buruk koq….”
“tidak buruk?” kata jeff “ini sempurna!” seluruh keluarganya tentu saja sangat terkejut dengan penuturan jeff ini. Jeff mulai tertawa terbahak bahak. Keluarganya melihat mata dan tangan kirinya tampak berkedut.
“errr.. jeff kamu tidak kenapa kenapa?”
“baik baik saja? Aku tidak pernah merasa segembira ini! Ha ha ha ha haaaaaaaaa… lihat aku! Wajah ini sungguh sangat menggambarkanku!” jeff tidak bisa berhenti tertawa.apa yang menyebabkan semua ini? Ketika jeff berkelahi dengan randy dia kehilangan kendali akan dirinya, kewarasannya hilang berganti dengan nafsu membunuh. Sekarang yang tersisa dari jeff hanyalah seorang mesin pembunuh yang gila, namun pada saat itu orang tuanya belum menyadarinya.

“dokter, apakah anaku baik baik saja… maksudku dengan pikirannya” kata ibu jeff
“ini semua normal, kelakuannya identik dengan pasien yang terlalu banyak menggunakan penghilang rasa sakit. Jika kelakuannya tidak berubah dalam beberaa minggu segera kontrol kembali, kami akan memebrinya tes kejiwaan”
“oh terima kasih dokter” ibu jeff kemudian mendekati jeff “ayo sayang… sudah saatnya pulang”
Jeff berpaling dari cermin, wajahnya masih membentuk sebuah senyum seperti orang tidak waras. “ok bu… ha ha haaaaaaaaaaa!!!” ibunya merangkul jeff dan membantunya mengenakan baju.

“ini baru saja diantar” kata wanita di front desk. Ibu jeff melihat baju yang dikenakan sebelumnya oleh jeff. Ibu jeff kemudian memerintahkan anaknya untuk mengenakan kembali baju itu, yang kini telah bersih, sebuah baju dan celana hitam kemudian mereka pergi, tanpa menyadari bahwa sat itu adalah hari terakhir mereka.

Malam itu, ibu jeff terbangun oleh suara yang muncul dari kamar mandi. Kedengarannya seperti seseorang sedang menangis. Dia perlahan berjalan untuk mengecek. Ketika sampai di kamar mandi dia melihat sebuah pemandangan yang sangat mengerikan. Jeff telah mengukir sebuah senyum, mengiris pipinya menggunakan sebuah pisau.
“apa yang kau lakukan jeff???” tanya ibunya
jeff memandang ibunya. “aku tidak bisa berhenti tersenyum bu. Beberapa saat memang sakit. Tapi sekarang aku bisa tersenyum selamanya” ibunya meihat mata jeff, tampak hitam disekelilingnya.
“jeff matamu???” mata jeff nampak tidak pernah tertutup
“aku tidak mampu memandang wajahku, aku merasa lelah dan mataku tak kuasa untuk menutup. Aku bakar kelopak mataku sehingga aku bisa melihat wajahku selamanya, wajah baruku” ibunya mulai perlahan menjauhinya, menyadari bahwa jeff telah menjadi benar benar gila. “kenapa ibu? Bukankah aku nampak mempesona?”

“iya nak” katanya..”ya… kau sangat tampan sekarang. Bb-biar ibu ke ayahmu dulu, supaya ayahmu bisa melihat wajahmu juga” dia berlari ke kamar dan membangunkan suaminya. “ambil pistolmu kita…..” dia terhenti ketika dia melihat jeff dimuka pintu menggenggam sebuah pisau.

“ibu… kamu berbohong…” itu adalah kalima terakhir yang mereka dengar… jeff menerjang mereka dengan pisaunya, dan membunuh mereka dengan brutalnya…

Saudaranya, liu terbangun mendengar keributan diluar. Namun kemudian dia tidak mendengar apapun lagi… maka dia menutup matanya berusaha untuk tidur kembali. Ketika dia mulai terlelap, liu merasakan perasaan aneh, sepertinya ada seseorang yang mengawasi dirinya. Dia melihat sekeliling, namun tiba tiba jeff meloncat dan membekap mulutnya. Jeff perlahan mengangkat pisaunya bersiap untuk menghujamkannya ke tubuh liu. Liu berusaha memberontak dan melepaskan diri…..

Namun kemudian jeff dengan wajah “riangnya” berkata….
“ssssshhhhh….. Go To Sleep”

…………………..

Jeff the killer adalah seorang psikopat, seorang pembunuh yang menjadi gila setelah tubuhnya terbakar ketika dia mendapatkan bully dari anak lain. Pada awalnya anak anak yang menyerangnya tidak mau mengakui bahwa merekalah penyebab jeff dan mereka berkelahi. Jeff dianggap sebagai biang keladinya, dan orang orang mulai menyalahkannya. Namun ketika salah satu dari mereka membakar jeff, sehingga dia dilarikan ke rumah sakit, akhirnya mereka mengakui seluruh perbuatannya.

Wajah jeff menjadi rusak… kulit wajahnya terkelupas putih, dan konon dia membakar kelopak matanya sendiri (versi lain mengatakan bahwa jeff mengirisnya) sehingga matanya selalu terbuka, dan dia merasa selalu terjaga. Selain tu juga dia mengiris pipinya sendiri, mengukir wajahnya sehingga selalu nampak tersenyum.

Setelah kejadian pembunuhan terhadap keluarganya, yang diyakini merupakan perbuatan jeff… dia kabur dan berkeliaran di malam hari mengincar korban korbannya. Ciri khas jeff sebelum membunuh korbannya dia akan selalu berkata “tidurlah……” dengan wajah “riangnya”

jeff masih berkeliaran di luar sana… membunuh siapa saja, dia datang ke kamar tidurmu suatu malam, membekap mulutmu, dan kemudian akan berusaha menenangkanmu, sebelum menikamkan pisaunya ke jantungmu…..
  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube