Thursday, August 1, 2013



aku terbangun karena suara dari headphoneku yang terasa tiba tiba memecah keheningan di kamar asrama. Kucoba untuk beradaptasi dengan kebisingan ini, hingga akhirnya bisa kunikmati kembali. Perutku keroncongan, aku harus mencari sesuatu di lantai bawah. Kulihat jam menunjukan sekitar pukul tiga pagi, saatnya tidur kyle, kubergumam sendiri.
aku berbaring disamping laptopku dan menutup mataku yang terasa sangat capek, ditambah lagi dengan cahaya dari layar monitor yang membuat keduanya menjadi bertambah lelah. Kupakai selimut untuk menghangatkan diriku, sungguh nyaman sekali. Suara nafas teratur dari teman sekamarku ditambah lagi dengan suara ac sebenarnya cukup membuatku terganggu. Mungkin sebagai akibat terlalu lelah, sehingga tingkat sensitifitasku akan suara menjadi meningkat.
kemudian aku berbaring entah untuk berapa lama. Menikmati keheningan. Kucoba mencari posisi paling nyaman yang dapat diterima oleh tubuhku. Tiba tiba keheningan terpecah oleh suara beberapa temanku yang baru saja pulang berpesta dalam keadaan mabuk.mengoceh dan meracaukan hal hal tidak penting, damn!!! Benar benar mengganggu.

setelah ocehan mereka mereda aku berusaha memejamkan mataku kembali. Namun perut sialan ini memprotes, lapar sekali kurasakan dibawah sana. Daripada kelaparan maka kuputuskan untuk mencari camilan untuk meredakan konser keroncong di perutku ini. kuputuskan untuk tidak menggunakan lift, teralu lama, maka kuputuskan untuk menyusuri lorong menuju tangga, lebih efektif karena kau ada di lantai dua.

pelan pelan kuturuni tangga, cukup gugup juga merasa sendirian, namun perasaan tidak nyaman semakin membesar, aku merasa seperti tengah diawasi dan diperhatikan. Aku bersandar pada tembok dan memeriksa atas tangga. Tidak ada siapapun. Kemudian kulihat lurus kebawah. Tidak ada apapun pula.

pastilah aku dipermainkan imajinasiku sehingga merasa paranoid, kupercepat langkahku menuju lantai pertama. Kulihat ada sebuah kamera, aku tersenyum padanya hanya sekedar membuang kegugupanku, kuberjalan kembali menuju tangga lain yang menuju basement dimana mesin camilan otomatis berada. Sejauh ini tidak ada yang salah, so far so good. Kubuka pintu menuju tangga ini, dia membuat suara yang cukup berisik diwaktu selarut ini. menggema di sepanjang dinding, sungguh membuat gugup saja.

tapi tidak hanya itu, sesaat aku mendengar ada sesuatu yang lain, sesuatu yang terrasa aneh. Aku berusaha mendengarkan sebisa mungkin, mempertajam indera pendengaranku, tapi kurasa suara itu tidak muncul kembali, seperti hilang begitu saja. Suara tersebut terdengar anah seperti suara sesak nafas atau campuran suara mirip itu. Ah… mungkin anak lainnya yang kelaparan, kucoba kutepis paranoiaku. Sebanarnya mataku sudah sangat mengantuk dan berat, tapi demi perut gembulku ini yang tengah berdemo minta diisi maka aku melanjutkan perjalanan menuju mesin snack.

akhirnya aku berhasil sampai di basement berjalan menuju lorong yang menyerupai labirin hingga menuju sebuah ruangan yang lebih luas, dimana banyak terdapat meja bilyard, meja ping pong, dan tentu saja mesin snack dan minuman kaleng. Ruangan tampak remang remang dan berjejer beberapa sofa didalamnya.
Aku berjalan menuju mesin yang terletak di area yang lebih gelap di ruangan tersebut, bayaganku tampak meregang dan jadi tambah terlihat panjang. Karena kurang tidur kurasa kesiagaanku berkurang. Namun kurasa aku melihat disudut mataku sebuah sosok lain. Dan dia nampaknya menghilang sekarang. Sosok itu sangat tinggi, terlihat hitam lebih mendekati gelap. Aku tidak melihatnya langsung, karena aku terbiasa untuk tidak bergerak ketika berada dalam keadaan terancam. Kupikir bayangan sosok tersebut adalah halusinasi yang timbul karena kekurangan tidur. Tapi entah kenapa pikiranku berkecamuk, seperti sebuah alarm tanda bahaya yang dinyalakan dari alam bawah sadarku. Aku menjadi tidak berselera untuk makan… tanganku tidak bisa berhenti bergetar… aku tidak tahu kenapa, namun aku merasakan sesuatu yang disebut sebagai sebuah rasa takut yang amat sangat, begitu nyata.. aku harus cepat cepat keluar dari ruangan ini!

kuambil beberapa snack dan minuman kemudian cepat cepat ngibrit menuju lift. Aku tidak perduli jika menggunakan lift akan memakan waktu yang lebih lama, aku hanya ingin merasa aman. Aku menunggu di ruang laundry, mencoba mengamati keadaan darimana aku datang sebelumnya. Tidak ada yang aneh, namun tiba tiba aku melihat dengan yakin ada seseorang yang berdiri di sudut, di belakang mesin otomatis… seperti sedang mengintaiku, kepalanya tampak sedang menghadapku, dia terlihat lebih tinggi dari mesin itu. Sekelebat aku melihat bahwa sosok ini tidak bermuka… semuanya tampak rata…. Aku pasti salah, ini pasti gara gara lampu yang redup itu!!!!.. di titik ini sungguh kesal aku dibuatnya walaupun bulu kudukku terasa berdiri semua dari ujung jempol kaki bahkan sampai bulu hidung, kupikir aku harus mengeceknya!

namun tiba tiba….. “Ding!!!!” pintu lift terbuka…. Kampret!!!! Benar benar mengejutkan sekali!!! Tanpa pikir panjang dengan perasaan seperti hendak mengompol aku segera memasuki lift. Ku tekan tombol “2”. Bersamaan dengan menutupnya pintu lift perasaan lega dan khawatir bercampur baur bahwa “wajah” tadi tidak Nampak kembali. Kini kurasakan kecemasan tersendiri dimana aku terkurung dalam sebuah kotak kecil gelap yang merayap naik yang disebut “lift”

lift akhirnya berhenti, aku bergegas keluar dari kotak sialan itu. Pintu terbuka dan kusegerakan untuk menuju kamarku yang nyaman, terbebas dari segala macam kengerian ini. namun ada yang tidak beres, keadaan tampak berbeda… beberapa lampu tampak padam tidak seperti saat pertama aku meningalkannya. Aku berusaha untuk tidak berpikir macam macam, walaupun sungguh hal ini menambah paranoiaku saat aku menyusuri lorong.
Aku menyelinap di sudut, dan melihat ke lorong dimana tampak kegelapan yang begitu menakutkan yang sungguh terasa amat pekat. Begitu aku memperhatikan ujung lorong, jantungku seperti berhenti berdegup, sesaat punggungku terasa begitu tebalnya aku melihat sosok pria tinggi itu berada di sana!! Tampaknya sosok tersebut botak, dan pastilah dalam posisi tertunduk!! Namun semuanya terasa tidak begitu jelas tanpa kacamata yang tertinggal dikamar.

singkatnya aku tidak bisa mengenali sosok apakah itu, aku hanya melihat sebuah benda bundar yang tampak pucat bertengger di atas pundak mahluk tersebut!bahunya tampak begitu aneh, tampak begitu kurus,aku menyadari hal ini begitu aku mendekati pintu kamarku yang mana membuatku merasa aman darinya… aku sungguh merasa sangat ngeri ketika aku melihat mahluk ini…sedang berdiri disana seperti sedang mengawasiku, menatapku, tapi bagaimana mungkin dia menatapku??? Wajahnya sungguh rata… tidak ada apapun disana kecuali sebuah kulit pucat yang melapisi sesuatu yang seharusnya adalah sebuah kepala. Aku berjalan cepat ke pintu mencoba untuk membukanya, tapi entah kenapa pintu tidak bisa terbuka menggunakan kunciku… kemudian aku menengok ke atas… mencoba mengabaikan tatapan mahluk itu erhadapku. Tatapan mahluk sialan itu benar benar sungguh seperti menyilet jiwaku… benar benar memunculkan perasaan takut paling menakutkan yang pernah kualami seumur hidup.

“406” begitu angka yang tertera di pintu. Aku pastilah telah menekan tombol yang salah karena panic sewaktu di lift. Itulah kenapa sebabnya lorong ini tampak begitu berbeda! Aku menoleh kembali kelorong dan mendapat tidak ada siapapun disana. Namun hal ini tidak dapat membuatku berhenti merasa mual karena tegangnya… justrus emakin buruk!! Sebab aku yakin tadi dia berdiri disana!!. Kemana dia pergi?? Aku segera berlari ke tangga, karena lebih dekat daripada harus ke lift lagi… tidak ada alas an lagi untuk tetap berada di lorong terkutuk ini!!!

pintu terbanting dengan keras yang membuat telingaku berdenging. Namun dengungan ini tidak berhenti, malah bertambah keras tiap kali aku melangkah. Aku merasa sedang dikuntit oleh sosok tersebut, entah kenapa. Tapi aku merasa sungguh sakit hanya dengan membayangkannya saja, aku merasa panic, tidak aman, aku merasa dalam sebuah bahaya besar yang dapat merenggut nyawaku kapanpun!

aku melewati pintu lantai ketiga dan melirik ke sebuah jendela kaca kecil yang digunakan penghuni asrama untuk berbicara, untuk mengalihkan rasa takutku yang kian menjadi jadi ini… atau mungkin untuk mencari bantuan. Tapi melewati jendela itu aku malah melihat sosok tadi kini berada disana, dibaliknya, dia tampak lebih dekat. Sosok ini erlihat menggunakan sebuah setelan dengan sebuah dasi, dan hal yang membuatku yakin ini bukanlah manusia adalah ukuran tangannya yang begitu panjang!! Aku bisa melihat wajahnya…. Atau lebih tepatnya tempat dimana wajahnya seharusnya berada.

tidak ada apapun disana, hanya sebuah kepala putih pucat, tidak ada kerutan ataupun hal lainnya. Sungguh membuatku mual dan membuatku kemudian muntah. Sosok itu tidak melakukan apa apa, dia hanya berdiri disana tampak seperti menikmati sebuah pertunujkan horror, dan dia tampak sungguh menikmatinya.!!

aku segera berlari menjauh dari tempat itu, berlari menuruni sisa tangga, seperti hal ini akan membuatku lebih aman saja. Namun begitu aku melihat kebawah ke ujung tangga, sosok itu sudah berdiri disana seperti menungguku!! Kemudian dia tampak berdiri perlahan menaiki tangga… namun kepalanya tidak pernah bergerak sedikitpun… dia hanya sperti menonton rasa sakit dan ketakutanku, menelannya dan menikmatinya,,, dia tampak begitu suka menyiksaku.

“APA MAUMU???!!” aku berteriak dan melemparkan makanan yang aku bawa kearahnya. Dia tdiak bereaksi sedikitpun, namun kemudian tampak kepalnya berbalik dan dia menghilang. Aku berlari menuju lantai dimana kamarku berada dalam terror yang teramat sangat, aku ingin cepat cepat menuju tempat tidur dan beristirahat. Begitu hampir sampai pada anak tangga terakhir, ternyata disanalah mahluk itu muncul kembali hanya beberapa langkah dibelakangku. Tangannya terentang seakan akan hendak mempersilahkanku untuk masuk kedalam pelukannya. Aku kembali merasakan ingin muntah kembali begitu melihat wajahnya tampak beriak dan seperti hendak menyergapku.

aku berbelok ke sudut dan melihat dia lagi. Dijung, menatapku seperti layaknya malaikat penjagaku yang selalu mengikuti kemanapun aku pergi. Aku muntah kembali, kali ini muntahanku bercampur dengan darah, dan sungguh terasa sangat sakit sekali. Aku mulai menangis, ajal seperti mendekat… aku putus asa, tidak ada harapan lagi……

akhirnya aku sampai ke pintu kamar, kubuka pintu itu. Teman sekamarku masih tidur, suara nafasnya tampak teratur. Tidak ada lagi suara mendengung, hanya suara nafas yang ada. Kunyalakan lampu dan kututup pintu kamar, temanku tidak bergeming sedikitpun. Kututup pintu dan melihat cerin yang tergantung dibelakangnya.

aku terlihat seperti orang sinting. Mataku merah dan bengkak, rambut berantakan, dan air mata tampak masih menggelayut di janggutku. Aku masih merasa belum aman, dimana seharusnya aku sudah aman dari mahluk itu. Aku berbalik dan menuju tempat tidurku, saat itulah aku mendengar sesuatu dari lemari. Aku terkesiap, dan menatap ngeri saat tangan panjang yang pucat mendorong pintu lemari. Dan nampaklah sosok tinggi, kurus dan pucat yang muncul dari lemari. Aku berbalik dan tidak ingin melihat mahluk itu. Namun aku bisa melihatnya dari cermin, seperti dipaksa oleh keadaan yang dibuat oleh mahluk itu.

aku melihat sosok itu mulai mendekatiku, dengan kakinya yang panjang. Aku melihat dia berhenti hanya beberapa senti dari tubuhku. Perlahan lahan aku rasakan tangannya mulai mendekatiku.

Lalu apa-apa selain diam.
Sesaat aku tersadar inilah dia sang slenderman, sosok tanpa muka yang akan membawaku kedalam sebuah mimpi paling buruk sekalipun… sosok yang menculik korban korbannya hingga mati, dan mempermainkan mereka melalui siksaan demi siksaan… sosok yang sangat jahat, yang tidak pernah membiarkan korbannya mati dengan cepat, melainkan menikmati rasa sakit dan ketakutan yang dialami korban korbannya…

dan tiba tiba semuanya hening… aku tahu inilah akhir dari hidupku dan sebuah awal dari sebuah siksaan dan mimpi buruk yang tidak pernah akan bisa berakhir….

0 comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube